Sekilas secara fisik gelato dan es krim terlihat sama. Ternyata kedua jenis hidangan penutup itu menggunakan bahan yang berbeda, sehingga kadar lemaknya pun berbeda.
"Gelato itu menggunakan lebih banyak susu, sedangkan es krim menggunakan krim sehingga kadar lemak gelato lebih rendah dari es krim. Tetapi perlu diingat, meskipun lebih rendah kadar lemaknya, bukan berarti boleh makan berlebihan. Kalau berlebihan, gelato juga bikin gemuk," kata Cathleen Purwana, pemilik gerai gelato asal Italia bernama Grom.
Di Jakarta gerai gelato ini dapat dijumpai di Plaza Senayan, Pacific Place dan Lotte Shopping Avenue.
Cathleen tertarik membuka Grom di Indonesia, karena menurutnya dari sekian banyak gelato yang dicicipi di Italia, Grom termasuk yang paling enak.
"Grom ini didirikan oleh Guido Matinetti dan Federico Grom di Torino, Italia pada 2003," ujarnya. Di luar Italia, Grom juga terdapat di Perancis, Dubai, Jepang, AS, Hong Kong.
Kelebihan lainnya, gelato itu pun menggunakan bahan-bahan organik yang dihasilkan oleh lahan pertanian sendiri.
"Lahan itu diberi nama Mura Mura seluas delapan hektar. Mereka melakukan pembudidayaan secara alami dan sesuai siklus musim. Panen hanya dilakukan pada saat buah matang pohon agar gelato dan sorbet memiliki rasa segar, incisive dan persistent," terang Cathleen.
Lahan pertanian itu pun dikelola dengan tata laksana pertanian organik yang ketat. Mereka tak menggunakan rumah kaca serta bahan-bahan yang tak dapat diuraikan secara biologi.
"Kami juga tidak menggunakan dry ice untuk gelato yang dibawa pulang. Pasalnya, itu tak sesuai dengan konsep organik kami," imbuhnya.
Hidangan penutup yang juga sehat di Grom adalah sorbet dengan aneka pilihan rasa. "Sorbet ini hanya terbuat dari buah dan gula yang dibekukan. Semuanya murni dari bahan asli tanpa tambahan zat lain," ujar Cathleen.
Ia menyuguhkan satu porsi sorbet cokelat hitam. Rasanya, benar-benar menyantap satu porsi cokelat hitam sehat yang disajikan dingin.
